Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

LAPORAN DIKLAT CKS 2021 BAB III

 

 BAB III

PELAKSANAAN RENCANA TINDAK LANJUT


A.           Pelaksanaan Rencana Proyek Kepemimpinan

Rencana Proyek Kepemimpinan adalah sebuah upaya untuk memberikan pengalaman kepemimpinan kepada calon kepala sekolah di sekolah sendiri dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada calon kepala sekolah menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam mempengaruhi, menggerakkan, mengembangkan dan memberdayakan terhadap seluruh atau sebagian warga sekolah.

Dalam rencana proyek kepemimpinan, seorang calon kepala sekolah diharapkan mampu menentukan masalah yang harus diatasi, menentukan tujuan dan indikator pencapaian yang harus dicapai, menyusun program kegiatan yang akan efektif untuk mengatasi masalah, menggambarkan skenario kegiatan dalam penanganan masalah, menggunakan berbagai bentuk metode pengumpulan data dan menggunakan hasil temuan data hasil kegiatan sebagai refleksi untuk menentukan upaya tindakan selanjutnya.

Secara komprehensif, Rencana Proyek Kepemimpinan dimaksudkan untuk melatih seorang calon kepala sekolah belajar mengatasi berbagai masalah di sekolah, dari masalah ketidak sempurnaan kompetensi dan potensi yang telah dimiliki calon serta ketidakmapanan kinerja sekolah yang mencakup pencapaian delapan standar nasional pendidikan. Dengan Rencana Proyek Kepemimpinan maka seorang calon kepala sekolah terlatih untuk menhadapi dan mengatasi masalah dan ke depan tidak lagi ada kepala sekolah yang melakukan pembiaran ataupun menghindari masalah yang terjadi di sekolah.

Sebagai tindakan kepemimpinan calon kepala sekolah perlu meningkatkan kompetensi Kepribadian, Sosial, dan Kewirausahaan melalui penyusunan Rencana Proyek Kepemimpinan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Oleh karena itu mengawali perencanaan Proyek Kepemimpinan, calon melakukan analisis terhadap hasil Evaluasi Diri Sekolah Tahun 2020 khususnya pada standar Isi, Standar Proses, Standar Kelulusan, dan Standar Penilaian.

Hasil analisis terhadap EDS sekolah terhadap empat standar diperoleh kelemahan pada standar proses dengan rekomendasi para guru perlu mendapatkan pelatihan dalam upaya meningkatkan kompetensi guru dalam membuat media pembelajaran berbasis IT.

 

1.             Judul RPK

Adapun judul yang penulis ambil dalam kegiatan ini adalah “Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Membuat Media Pembelajaran Berbasis IT melalui Workshop

2.             Tujuan

a.              Meningkatkan kompetensi kepribadian, sosial dan kewirausahaan calon kepala sekolah

b.             Meningkatkan kemampuan guru dalam membuat media pembelajaran berbasis IT

c.              Meningkatkan prestasi belajar siswa

3.             Indikator Keberhasilan

a.              Bagi Calon Kepala Sekolah

Kompetensi Kepribadian

1)            Meningkatnya kemampuan calon kepala sekolah dalam Perkataan yang selaras dengan tindakan yang dilakukan

2)            Meningkatnya kemampuan calon kepala sekolah dalam berbicara, bersikap, dan berperilaku diteladani oleh warga sekolah dan masyarakat.

Kompetensi Sosial

1)            Meningkatnya pemahaman calon kepala sekolah dalam penyusunan program kerja sama dengan pihak lain, baik perseorangan maupun institusi dengan baik, untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pendidikan di sekolah..

2)            Meningkatnya pemahaman calon kepala sekolah dalam cara melakukan evaluasi dan perbaikan terhadap program dan kegiatan kerjasama dengan perorangan dan institusi pemerintah atau swasta.

Kompetensi Kewirausahaan

1)            Meningkatnya kemampuan calon kepala sekolah dalam membuat alternatif pemecahan masalah yang relevan dan tepat, sehingga menghasilkan kinerja yang efektif dan efisien.

2)            Meningkatnya rasa optimis, pantang menyerah, dan berpikir alternatif terbaik untuk mencapai keberhasilan di sekolah

b.             Bagi Guru

1)            Meningkatnya kemampuan guru dalam mengetahui macam-macam media pembelajaran berbasis IT

2)            Meningkatnya kemampuan guru dalam mengoperasikan perangkat IT

3)            Meningkatnya kemampuan guru membuat media pembelajaran berbasis IT

4)            Meningkatnya kemampuan guru menggunakan media pembelajaran berbasis IT

c.              Bagi Siswa

1)            Meningkatnya semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

2)            Meningkatnya antusiasme siswa dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru

3)            Meningkatnya rasa percaya diri dalam bertanya atau memberikan pendapat

4)            Meningkatnya motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran berikutnya

4.             Program Kegiatan

Program kegiatan yang dilaksanakan dalam rencana proyek kepemimpinan berupa workshop

5.             Langkah-langkah

Siklus 1

a.              Persiapan

Salah satu program On The Job Training bagi calon kepala sekolah adalah melaksanakan rencana proyek kepemimpinan, pelaksanaan rencana proyek kepemimpinan di UPT SDN 20 tulang bawang tengah diawali dengan berdiskusi dengan kepala sekolah mengenai pentingnya Media Pembelajaran untuk semua guru sebagai pedoman dalam kegiatan proses belajar mengajar. Salah satunya meningkatkan kemampuan guru dalam menggunakan media pembelajaran berbasis IT Melalui Workshop yang diselenggarakan di sekolah. Hasil diskusi dengan kepala sekolah pada hari jum’at, 1 Oktober 2021 memutuskan untuk diselenggarakannya sosialisasi program On the Job Training 2 (OJT 2) bagi calon kepala sekolah pada tanggal 2 Oktober 2021 pukul 10.00 pada jam istirahat.

Melalui sosialisai program On the Job Training 2 (OJT 2) bagi calon kepala sekolah tahun 2021 dihadiri oleh seluruh guru melalui sosialisasi diharapkan para guru akan mendukung dan akan memberikan bantuan kepada calon ke Calon kepala sekolah mengadakan rapat persiapan pada tanggal 4 Oktober 2001. Hasil rapat tersebut memutuskan penyelenggaraan workshop dilakukan pada hari Senin, 11 Oktober 2021 dari pukul 8.00 - pukul 16.00.

Dalam rapat persiapan dilakukan juga pembentukan panitia pelaksanaan dan penentuan narasumber, kemudian panitia menyusun jadwal kegiatan workshop, membuat daftar hadir (panitia, narasumber dan peserta), membuat buku panduan kegiatan  mereviu serta menggandakan instrumen monev yang akan digunakan pada kegiatan RPK.

Pada tanggal 5 oktober 2021 panitia menghubungi narasumber dan peserta kegiatan melalui undangan; kemudian keesokan harinya panitia dan CKS menyiapkan tempat pelaksanaan kegiatan.

b.             Pelaksanaan

Rencana proyek kepemimpinan tentang peningkatan kemampuan guru dalam membuat media pembelajaran berbasis IT melalui workshop di SDN 20 Tulang Bawang Tengah dilaksanakan pada hari Senin, 11 Oktober 2021 dengan dihadiri oleh 11 peserta dan 1 narasumber. Narasumber dalam kegiatan ini adalah bapak Mujiono S.Pd. sementara peserta dalam kegiatan ini adalah guru-guru SDN 20 Tulang Bawang Tengah.

 

Tabel 3.1    Jadwal pelaksanaan kegiatan RPK siklus 1

WAKTU

MATERI

PENYAJI

08.00 – 08.45

Pembukaan acara, dengan susunan sebagai berikut:

1.      Pembukaan

2.      Menyanyikan Lagu Indonesia Raya

3.      Laporan Ketua Panitia

4.      Sambutan Kepala Sekolah

 

 

MC

Derigjen

 

Ketua Panitia

Kepala SDN 20 Tulang Bawang Tengah

08.45 -09.45

Pengenalan media pembelajaran berbasis IT (power point)

Narasumber

(Mujiono, S.Pd.)

09.45 – 10.00

Coffee break

Panitia

10.00 – 12.00

Sistematia membuat media pembelajaran PowerPoint.

Narasumber

(Mujiono, S.Pd.)

12.00 – 13. 00

ISOMA

Panitia

13.00 – 14.00

Praktek membuat media pembelajaran Power point.

Narasumber

(Mujiono, S.Pd.)

14.00 – 14.15

Coffee break

Panitia

14.15 – 15.45

Praktek membuat media pembelajaran Power point.

Narasumber

(Mujiono, S.Pd.)

15.45 – 16.00

Penutup (Doa)

(Waluyo, S.Pd.I.)

 

Pelaksanaan diawali dengan pembukaan, sambutan dari ketua panitia dan juga kepala sekolah kemudian pemaparan materi oleh narasumber kemudian disusul dengan praktek membuat media pembelajaran menggunakan Microsoft PowerPoint. Dalam kegiatan workshop ini narasumber banyak mendemonstrasikan bagaimana membuat layout hingga membuat slide dengan menggunakan Microsoft PowerPoint. Para peserta antusias mengikuti kegiatan ini sehingga diharapkan dapat membantu guru dalam menggunakan media pembelajaran berbasis IT di dalam kelas. Karena keterbatasan waktu kegiatan dilanjutkan di rumah masing-masing.

c.              Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan evaluasi dilaksanakan untuk mengukur tingkat keberhasilan dari kegiatan workshop. Monitoring dilaksanakan selama kegiatan berlangsung, CKS mencatat kendala-kendala yang terjadi selama kegiatan berlangsung. Instrumen monitoring diberikan setelah kegiatan berakhir.

Instrumen monev yang dipersiapkan antara lain: Instrumen monitoring pelaksanaan kegiatan RPK; Instrumen peningkatan kompetensi kepala sekolah dalam RPK; Instrumen evaluasi hasil kegiatan RPK.

Calon kepala sekolah melakukan monev terhadap peserta kegiatan workshop. Peserta kegiatan melakukan monev terhadap calon kepala sekolah terkait persiapan  kegiatan workshop, Peserta kegiatan melakukan monev terhadap calon kepala sekolah terkait kompetensi yang dimiliki.

Kriteria penskoran yang digunakan dalam monev adalah sebagai berikut:

 

Tabel 3.2    Kriteria penskoran

ANGKA (Kuantitatif)

HURUF (Kualitatif)

KETERANGAN

86 - 100

A

sangat baik/sangat memadai

71 – 85,99

B

baik/memadai

56 – 70,99

C

cukup /cukup memadai

< 56

D

kurang/ kurang memadai

 

Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan setelah semua instrumen terkumpul. Evaluasi dilaksanakan pada hari selasa, 12 Oktober 2021, evaluasi yang dilakukan adalah dengan menghitung dan merekap nilai yang diperoleh pada setiap instrumen yang telah diisi oleh peserta kegiatan. Hasil rekap instrumen seperti terlihat pada tabel berikut:

 


 

Tabel 3.3    Rekapitulasi instrumen monitoring pelaksanaan kegiatan

No

Nama Peserta Kegiatan

Skor

Nilai

Predikat

Kuantitatif

Kualitatif

1

Nurhayati, S.Pd.I.

20

100

A

Sangat Baik

2

Yati Karyati Sulaeman, A.Ma.

19

95

A

Sangat Baik

3

Waluyo, S.Pd.I.

17

85

B

Baik

4

Sutardi, S.Pd.

19

95

A

Sangat Baik

5

Goreti, S.Pd.

20

100

A

Sangat Baik

6

Emanuel Sumarno, S.Pd.

20

100

A

Sangat Baik

7

Sabirin, S.Pd.

20

100

A

Sangat Baik

8

Arum Nurlayla, S.Pd.

20

100

A

Sangat Baik

9

Sari Susmaniah, S.Pd.

20

100

A

Sangat Baik

10

Emi Qomariyati, S.Pd.

20

100

A

Sangat Baik

11

Aris Tahyuni, S.Pd.

20

100

A

Sangat Baik

Rata-rata

19,54

97,73

A

Sangat Baik

 

Dalam hal peningkatan kompetensi calon kepala sekolah diperoleh data sebagai berikut:

 

Tabel 3.4    Rekap evaluasi peningkatan kompetensi kepala sekolah berdasarkan hasil AKPK

No

Nama Peserta Kegiatan

Skor Kompetensi

Kepribadian

Sosial

Kewirausahaan

1

Nurhayati, S.Pd.I.

8

6

7

2

Yati Karyati Sulaeman, A.Ma.

8

8

6

3

Waluyo, S.Pd.I.

7

7

8

4

Sutardi, S.Pd.

8

6

5

5

Goreti, S.Pd.

6

7

7

6

Emanuel Sumarno, S.Pd.

8

7

7

7

Sabirin, S.Pd.

7

7

7

8

Arum Nurlayla, S.Pd.

7

6

7

9

Sari Susmaniah, S.Pd.

8

7

8

10

Emi Qomariyati, S.Pd.

8

7

8

11

Aris Tahyuni, S.Pd.

7

7

7

Total Skor

82

75

77

Nilai Akhir

93,18

85,23

87,50

Nilai Kuantitatif

A

B

A

Predikat

Sangat Baik

Baik

Sangat Baik

 

Kemudian untuk hasil monitoring dan evaluasi terhadap guru dalam meningkatkan kemampuan dalam membuat media pembelajaran berbasis IT melalui workshop adalah sebagai berikut:

 

Tabel 3.5    Rekap instrumen evaluasi hasil kegiatan

No

Nama Peserta Kegiatan

Skor

Nilai

Predikat

Kuantitatif

Kualitatif

1

Nurhayati, S.Pd.I.

13

81,25

B

Baik

2

Yati Karyati Sulaeman, A.Ma.

11

68,75

C

Cukup

3

Waluyo, S.Pd.I.

13

81,25

B

Baik

4

Sutardi, S.Pd.

13

81,25

B

Baik

5

Goreti, S.Pd.

11

68,75

C

Cukup

6

Emanuel Sumarno, S.Pd.

14

87,5

A

Sangat Baik

7

Sabirin, S.Pd.

13

81,25

B

Baik

8

Arum Nurlayla, S.Pd.

15

93,75

A

Sangat Baik

9

Sari Susmaniah, S.Pd.

15

93,75

A

Sangat Baik

10

Emi Qomariyati, S.Pd.

10

62,5

C

Cukup

11

Aris Tahyuni, S.Pd.

15

93,75

A

Sangat Baik

Rata-rata

13

81,25

B

Baik

 

d.             Refleksi

Refleksi dilaksanakan pada hari selasa, 12 Oktober 2021 setelah instrumen selesai di rekap dan dievaluasi.

Berdasarkan hasil perhitungan dari instrumen monitoring dan evaluasi yang telah dilakukan terhadap rencana proyek kepemimpinan calon kepala sekolah melalui workshop pada siklus 1 hasilnya adalah sebagai berikut:

1)            Refleksi hasil monitoring pelaksanaan kegiatan

Berdasarkan hasil monitoring keterlaksanaan kegiatan RPK ditemukan pelaksanaan kegiatan berajan tidak sesuai dengan ketentuan (kendala teknis) dikarenakan ada guru yang tidak membawa laptop karena dalam undangan tidak ada keterangan harus membawa laptop. Ini menjadi rekomendasi bagi CKS dan panitia pada kegiatan berikutnya bahwa dalam membuat undangan kegiatan perlu menuliskan keterangan yang jelas tentang apa saja yang harus dipersiapkan oleh peserta saat pelaksanaan kegiatan; kendala selanjutnya adalah proyektor yang tidak support koneksi HDMI dan hanya support VGA sementara laptop narasumber hanya memiliki koneksi HDMI. Kendala tersebut dapat diatasi dengan bertukar laptop antara narasumber dan peserta kegiatan. Rekomendasi untuk kendala di atas adalah menyiapkan proyektor yang support HDMI atau menyiapkan jack konverter HDMI to VGA pada kegiatan berikutnnya.

Hasil evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan workshop  Peningkatan Kompetensi Guru dalam Membuat Media Pembelajaran Berbasis IT” mendapat predikat sangat baik dengan nilai kuantitatif 97,73, nilai tersebut diperoleh dari rata-rata nilai instrumen monitoring pelaksanaan kegiatan dari seluruh peserta.

2)            Refleksi hasil evaluasi peningkatan kompetensi kepala sekolah berdasarkan hasil AKPK

Refleksi dari hasil rekapitulasi instrumen evaluasi peningkatan kompetensi kepala sekolah berdasarkan hasil AKPK diperoleh data sebagai berikut: Kompetensi kepribadian calon kepala sekolah mendapatkan nilai rata-rata 93,18 dengan predikat sangat baik; Kompetensi sosial calon kepala sekolah mendapatkan nilai rata-rata 85,23 dengan predikat baik; Kompetensi kepribadian calon kepala sekolah mendapatkan nilai rata-rata 87,25 dengan predikat sangat baik.

Peningkatan kompetensi calon kepala sekolah secara keseluhuran kompetensi mendapat predikat sangat baik dengan rata-rata nilai kualitatif A dan nilai kuantitatif 88,64. Hal ini membuktikan bahwa calon kepala sekolah berhasil meningkatkan kompetensi dalam pelaksanakan proyek kepemimpinan.

3)            Refleksi hasil evaluasi hasil kegiatan

Berdasarkan rekapitulasi instrumen evaluasi hasil kegiatan dapat disimpulkan bahwa dari 11 peserta terdapat 4 peserta memperoleh nilai diatas 86 dengan predikat sangat baik, 4 orang peserta memperoleh nilai diatas 71 dengan predikat baik, dan 3 orang peserta masih mendapat nilai di bawah 70 dengan dengan predikat cukup.

Sebagai tindak lanjut maka ketiga orang peserta dengan predikat cukup diberikan pendampingan oleh calon kepala sekolah dalam membuat media pembelajaran berbasis IT untuk perbaikan pada siklus berikutnya. Persiapan siklus 2 dilaksanakan pada hari Rabu, 13 Oktober 2021

Siklus 2

a.              Persiapan

Setelah mengamati dan menganalisis setiap tahapan yang telah dilaksanakan dalam kegiatan workshop pada siklus 1. Calon kepala sekolah bersama guru mendiskusikan hal-hal yang perlu dipersiapkan pada siklus 2.

Hasil diskusi diputuskan bahwa pelaksanaan kegiatan pada siklus 2 akan dilaksanakan pada hari jum’at, 15 oktober 2021. Panitia menyusun program kegiatan dan menyiapkan daftar hadir.

Instrumen monev yang dipersiapkan dalam kegiatan ini sama dengan instrumen pada siklus 1, yaitu: Instrumen peningkatan kompetensi kepala sekolah dalam RPK; Instrumen evaluasi hasil kegiatan RPK.

b.             Pelaksanaan

Melakukan kegiatan pendampingan pada guru mengenai hal-hal yang harus diperbaiki. Kegiatan pendampingan dilakukan oleh calon kepala sekolah dibantu oleh guru senior dan Narasumber. Pendampingan dilaksanakan pada hari jum’at tanggal 15 Oktober 2021. Calon kepala sekolah melakukan kegiatan pendampingan pada guru yang mendapat nilai C.

c.              Monitoring

Monitoring dilakukan melalui observasi kegiatan yang melibatkan guru senior dan kepala sekolah. Instrumen monitoring dilakukan setelah kegiatan berlangsung. Guru mengisi instrumen yang sama seperti pada siklus 1 instrumen peningkatan kompetensi calon kepala sekolah dan instrumen evaluasi hasil kegiatan.

d.             Refleksi

Berdasarkan hasil instrumen monitoring yang dilakukan calon kepala sekolah terhadap guru terhadap peningkatan kompetensi kepala sekolah berdasarkan hasil AKPK siklus 2 pada siklus 2 diperoleh data sebagai berikut:

 

Tabel 3.6    Rekap evaluasi peningkatan kompetensi kepala sekolah berdasarkan hasil AKPK siklus 2

No

Nama Peserta Kegiatan

Skor Kompetensi

Kepribadian

Sosial

Kewirausahaan

1

Agus Dwi Awan, S.Pd

7

8

7

2

Mujiono, S.Pd

8

7

8

3

Nurul Hidayati, S.Pd

8

7

7

Total Skor

82

23

22

Nilai Akhir

95,83

91,67

91,67

Nilai Kuantitatif

A

A

A

Predikat

Sangat Baik

Sangat Baik

Sangat Baik

 

Hasil instrumen monitoring yang dilakukan calon kepala sekolah terhadap guru pada siklus 2 diperoleh data sebagai berikut:

 

Tabel 3.7    Rekap instrumen evaluasi hasil kegiatan siklus 2

No

Nama Peserta Kegiatan

Skor

Nilai

Predikat

Kuantitatif

Kualitatif

1

Yati Karyati Sulaeman, A.Ma.

13

81,25

B

Baik

2

Goreti, S.Pd.

14

87,25

A

Sangat Baik

3

Emi Qomariyati, S.Pd.

14

87,25

A

Sangat Baik

Rata-rata

13,67

85,25

B

Baik

 

Berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan setelah mengisi dan menghitung instrumen evaluasi hasil kegiatan pada guru dalam membuat PowerPoint pada siklus 2 melalui kegiatan pendampingan dapat disimpulkan bahwa memperoleh hasil yang baik, artinya ketiga orang guru telah  dapat memperbaiki kekurangan sebelumnya.

Hal ini menunjukan bahwa calon kepala sekolah berhasil melaksanakan Kegiatan RPK dengan baik serta dapat meningkatkan kompensinya dengan sangat baik.


 

6.             Sumber Daya

Sumber daya yang mendukung keterlaksanaan kegiatan yang telah direncanakan penulis kategorikan ke dalam tiga bentuk sumber daya yang dimiliki, yaitu: sumber daya manusia; keuangan; dan sumber daya non manusia.

Sumber daya manusia yang berkaitan langsung dengan kegiatan yaitu kepala sekolah, narasumber dan panitia kegiatan, keuangan (sumber pendanaan) pada kegiatan ini berasal dari dana pribadi atau swadana) dan sumber daya non manusia berupa alat dan perangkat yang mendukung keterlaksanaan kegiatan adalah: laptop, lcd/proyektor, layar/screen, tempat kegiatan, jaringan internet, atk, speaker, micropon.

7.             Metode Pengumpulan Data

Metode (instrumen) pengumpulan data dalam kegiatan ini adalah: wawancara; studi dokumen; angket; dan observasi.

8.             Student Wellbeing

Dampak dari program yang telah dilaksanakan dan dirasakan oleh peserta didik seperti terlihat dalam tabel berikut:

Setelah kegiatan workshop dan pendampingan peningkatan kompetensi guru dalam membuat media pembelajaran berbasis IT selesai, dan semua peserta telah memiliki kompetensi minimal Baik dalam membuat media pembelajaran berbasis IT. Selanjutnya dilaksanakan kegiatan pemanfaatan media pembelajaran dalam proses pembelajaran untuk melihat ketercapaian student wellbeing.

Dalam melaksanakan kegiatan pemanfaatan media pembelajaran dalam proses pembelajaran, langkah pertama yang dilakukan calon kepala sekolah adalah menentukan waktu pelaksanaan, yaitu pada hari senin dan selasa tanggal 18 - 19 Oktober 2021. Setelah itu, calon kepala sekolah berkoordinasi dengan wakil kepala sekolah bidang kurikulum, untuk menentukan guru yang akan dijadikan sampel dalam kegiatan tersebut.

Berdasarkan hasil koordinasi dengan teman sejawat, ditetapkan 5 guru sebagai sampel dalam kegiatan tersebut, berikut ini jadwal pelaksanaan pemanfaatan media pembelajaran dalam proses pembelajaran.

 

Tabel 3.8    Jadwal Pelaksanaan Pemanfaatan Media Pembelajaran Dalam Proses Pembelajaran

Hari/ Tanggal

Nama Guru Kelas

Kelas

Mata Pelajaran

Senin,

18 – 10 – 2021

Nurul hidayati, S.Pd.

Vb

Tema 3

Aris Tahyuni, S.Pd.

Ia

Tema 3

Selasa,

19 – 10 – 2021

Emi Qomariyati, S.Pd.

Ib

Tema 3

Emanuel Sumarno, S.Pd

Vb

Tema 3

Sutardi, S.Pd

VIb

Tema 3

Setelah jadwal pelaksanaan ditetapkan, selanjutnya calon kepala sekolah menghubungi guru yang menjadi sampel kegiatan pemanfaatan media pembelajaran dalam proses pembelajaran, agar dapat melakukan persiapan sebelum kegiatan tersebut dilaksanakan.

Pada tahap pelaksanaan guru melakukan kegiatan pembelajaran sesuai rancangan yang dibuat, dan diakhir kegiatan pembelajaran calon kepala sekolah memilih beberapa siswa untuk mengisi instrumen dampak keberhasilan program dan instrumen pencapaian students wellbeing.  Berikut rekap hasil instrumen dampak keberhasilan program dan instrumen pencapaian students wellbeing yang telah dilaksanakan.

 

Tabel 3.9       Rekap Hasil Instrumen Dampak Keberhasilan Program

No

Nama Siswa (Sampling)

Indikator *)

1

2

3

4

1

Al Raysa Dini Fatha  Nur Azmi

4

4

4

4

2

Amirul Ilham

4

3

3

4

3

Anjas Satiya Maulana

3

4

4

3

4

Ayu Romadoni

3

3

3

4

5

Davin Adila Peratama

3

4

4

3

6

Devy Julyana Sari

4

4

3

4

7

Dhani Bima Saputra

4

3

3

4

8

Dino Indra Saputra

3

4

4

3

9

Hafid Fahmi Al Habsyi

3

4

4

3

10

Hary Ahmad Ade Kurniawan

4

3

3

4

11

Icha Febian Nur Cahyani

4

4

4

4

12

Jenita Lintang Melvia

4

4

4

4

13

Khoirul Mar’ah

4

4

3

4

14

Lailatul Al Munawaroh

4

4

3

4

15

Mega Anandita

3

3

3

3

16

Melati

4

4

3

4

17

Muhammad Nazriel Al-Fadly

3

3

4

4

18

Muhammad Rosian Sandriya

4

3

3

4

19

Qeyla Sofi Almira

4

4

4

4

20

Radinka Fadhil Asshidiq

3

4

4

3

21

Refalia Putri Maharani

4

3

4

4

22

Refilia Putri Maharani

4

4

3

4

23

Reno Aldi Saputra

3

4

4

3

24

Ririn Dwi Ariyani

3

4

4

4

25

Salmatunisa Anastasya

4

4

4

4

26

Surya Mukti Yudhistira

3

4

4

3

27

Syifa Aulia Haryanto

4

4

4

4

Skor Perolehan

97

100

97

100

           Skor Perolehan

NA =                                   X 100

           Skor Maksimal (4 x sejumlah item indikator)

89,81

92,59

89,81

92,59

Nilai Kuantitatif

A

A

A

A

Predikat

Sangat Baik

Sangat Baik

Sangat Baik

Sangat Baik

 

Indikator*)

1.

Semangat dalam proses pembelajaran

2.

Antusias mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru

3.

Percaya diri dalam bertanya atau memberikan pendapat

4.

Termotivasi untuk mengikuti pembelajaran berikutnya

 

Tabel 3.10. Rekap hasil Instrumen Pencapaian Students Wellbeing

No

Nama Siswa (Sampling)

Indikator *)

1

2

3

4

1

Al Raysa Dini Fatha  Nur Azmi

4

4

4

4

2

Amirul Ilham

3

4

4

3

3

Anjas Satiya Maulana

3

4

4

3

4

Ayu Romadoni

3

3

4

3

5

Davin Adila Peratama

3

4

3

4

6

Devy Julyana Sari

4

4

4

4

7

Dhani Bima Saputra

3

4

4

3

8

Dino Indra Saputra

3

4

4

3

9

Hafid Fahmi Al Habsyi

3

4

4

3

10

Hary Ahmad Ade Kurniawan

3

4

4

3

11

Icha Febian Nur Cahyani

4

4

4

4

12

Jenita Lintang Melvia

3

4

4

4

13

Khoirul Mar’ah

4

4

3

4

14

Lailatul Al Munawaroh

4

3

4

4

15

Mega Anandita

4

3

3

3

16

Melati

4

4

4

4

17

Muhammad Nazriel Al-Fadly

4

3

3

4

18

Muhammad Rosian Sandriya

4

3

4

4

19

Qeyla Sofi Almira

3

4

4

3

20

Radinka Fadhil Asshidiq

3

3

4

3

21

Refalia Putri Maharani

4

4

4

4

22

Refilia Putri Maharani

4

4

4

4

23

Reno Aldi Saputra

3

4

4

3

24

Ririn Dwi Ariyani

4

4

4

4

25

Salmatunisa Anastasya

4

4

4

4

26

Surya Mukti Yudhistira

4

4

3

3

27

Syifa Aulia Haryanto

4

4

4

4

Skor Perolehan

96

102

103

96

Nilai Kuantitatif

88,89

94,44

95,37

88,89

Nilai Kualitatif

A

A

A

A

Predikat

Sangat Baik

Sangat Baik

Sangat Baik

Sangat Baik

 

Indikator*)

1.

Pembelajaran menggunakan media pembelajaran PowerPoint membuat saya semangat dalam mengikuti proses pembelajaran

2.

Pembelajaran menggunakan media pembelajaran PowerPoint membuat saya antusias dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru

3.

Pembelajaran menggunakan media pembelajaran PowerPoint membuat saya semakin percaya diri.

4.

Pembelajaran menggunakan media pembelajaran PowerPoint membuat saya termotivasi untuk mengikuti pembelajaran berikutnya.

 

Dari data di atas terlihat bahwa semua indikator dalam instrumen mendapat predikat sangat baik. Hal ini menandakan secara umum penggunaan media pembelajaran powerpoint dalam proses pembelajaran memberikan dampak yang sangat baik sehingga dapat mencapai student wellbeing serta dapat meningkatkan kualitas pembelajaran perserta didik.

 

 

 


 

B.            Pelaksanaan Kajian Manajerial

1.             Kajian manajerial di sekolah asal

a.             Persiapan kajian

Sebelum melakukan kajian manajerial 8 Standar Nasional Pendidikan di sekolah asal, calon kepala sekolah terlebih dahulu melakukan  persiapan untuk mendukung kelancaran kegiatan. Adapun persiapan yang dilakukan oleh calon kepala sekolah adalah membuat pedoman wawancara; daftar ceklist pengumpulan bukti; dan angket.

Pedoman wawancara dibuat dengan menganalisis dan memadukan indikator dan sub indikator pada raport mutu, instrumen PMP, dan instrumen akreditasi sekolah tahun 2020. Dengan memadukan ketiga aspek tersebut diperoleh pedoman wawancara yang dapat digunakan untuk pengumpulan data dan mengumpulkan bukti terkait 8 NSP.

Daftar ceklist digunakan untuk memonitoring ketercapaian pengumpulan bukti yang diharapkan, sedangkan angket digunakan untuk memperkuat hasil wawancara yang dilakukan calon kepala sekolah saat mengumpulkan data sekolah terkait 8 NSP.

b.            Pelaksanaan

Kajian manajerial di sekolah asal dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 26 Oktober 2021-kamis, 28 Oktober 2021. Kajian manajerial dilakukan dengan beberapa tahap, dari koordinasi dengan kepala sekolah. Berdasarkan hasil koordinasi dengan kepala sekolah, calon kepala sekolah melakukan wawancara, obeservasi, pembagian angket, dan studi dokumen dengan kepala sekolah, bendahara BOS dan beberapa guru senior.

c.             Hasil

Berdasarkan hasil pengumpulan data dan bukti kegiatan kajian manajerial di sekolah asal, selanjutnya calon kepala sekolah melakukan analisis berdasarkan hasil wawancara, hasil angket, hasil pengamatan, serta hasil studi dokumen. Berikut hasil analisis data pelaksanaan kegiatan kajian manajerial di sekolah asal.

1)            Standar kompetensi lulusan

Berdasarkan hasil kajian manajerial di sekolah asal diketahui bahwa lulusan sudah memiliki perilaku yang mencerminkan sikap beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, sikap berkarakter, jujur, peduli, percaya diri, sehat jasmani dan rohani. Namun yang menjadi tantangan sekolah adalah masih terdapat beberapa lulusan belum memiliki perilaku yang mencerminkan sikap disiplin, santun,  bertanggung jawab. Untuk itu perlu adanya program yang dapat menjawab tantangan tersebut. Diantara program yang calon kepala sekolah rekomendasikan adalah: membuat catatan pelanggaran; memberi reward and punishment; memaksimalkan peran guru dalam konseling.

pada dimensi pengetahuan lulusan sudah memiliki pengetahuan factual, prosedural dan konseptual namun sebagian lulusan belum memiliki pengetahuan metakognitif untuk itu guru perlu mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran.

Pada dimensi ketrampilan lulusan sudah memiliki keterampilan  berfikir dan bertindak, produktif, kolaboratif dan komnikatif namu sebagian lulusan belum memiliki keterampilan  berfikir dan bertindak kreatif,  kritis, dan mandiri rekomendasi yang dapat diberikan oleh CKS adalah dengan memperbaiki proses pembelajaran.

2)            Standar isi

Berdasarkan hasil kajian manajerial pada standar isi, diketahui bahwa perangkat pembelajaran sekolah sudah sesuai rumusan kompetensi lulusan.

Kurikulum yang dikembangkan telah memuat alokasi waktu sesuai struktur kurikulum yang berlaku, mengatur beban belajar siswa, menyelenggarakan muatan lokal, serta kegiatan pengembangan diri.

Pada prosedur kurikulum sekolah Sudah mengacu pada kerangka dasar penyusunan, memiliki perangkat kurikulum tingkat satuan pendidikan yang dikembangkan serta melibatkan pemangku kepentingan dalam pengembangan kurikulum namun belum melewati tahapan operasional pengembangan rekomendasi yang dapat diberikan oleh CKS adalah melewati tahap analisis dalam pengembangan kurikulum terlebih dahulu.

3)            perlu melewati tahap analisis dalam pengembangan kurikulum Standar proses

Untuk hasil kajian manajerial pada standar proses, diperoleh data bahwa pembelajaran sudah dilakukan dengan tepat.Terkait dengan pengawasan dan penilaian, sekolah sudah melakukan penilaian otentik

Sedangkan pada perencanaan proses pembelajaran sudah  mengacu pada silabus, dan mengarah pada kecapaian kompetensi, hanya saja Sebagian guru belum menyusun dokumen rencana dengan lengkap dan sistematis jadi CKS merekomendasikan untuk menyusun dokumen rencana dengan lengkap, sistematis dan Sekolah perlu mendapatkan evaluasi dari kepala sekolah dan pengawas sekolah

4)            Standar penilaian pendidikan

Hasil kajian manajerial pada standar penilaian pendidikan diperoleh hasil bahwa sekolah sudah melakukan sesuai prosedur dan ranah kompetensi.Sekolah juga memiliki teknik penilaian obyektif, akuntabel, dan perangkat teknik penilaian lengkap jadi instrumen penilaian sudah menyesuaikan aspek-aspek yang ada

5)            Standar pendidik dan tenaga kependidikan

Pada standar pendidik dan kependidikan, sekolah sudah  bersedia dan kompetensi guru sebagian sudah sesuai ketentuan. Hanya saja terdapat beberapa guru, yang belum memiliki sertifikat pendidik, karena belum sarjana dan berstatus sebagai guru honor.Berdasarkan tantangan tersebut, CKS mengusulkan untuk mengikuti program p3k atau melanjutkan ke program study S1.

Sekolah sudah memiliki tenaga pelaksana dan juga administrasi berpendidikan dibagian administrasi dan perpustakaan namun belum memiliki kepala tenaga administrasi dan kepala tenaga pustakawan yang sesuai dengan ketentuan. Jadi rekomendasi yang dapat diberikan oleh CKS yaitu sekolah perlu mengembangkan kompetensi tenaga administrasi dan tenaga pustakawan agar sesuai standar yang ada.

 

6)            Standar sarana dan prasarana

Hasil kajian manajerial pada standar sarana dan prasarana, diketahui bahwa sekolah sudah memiliki rombongan belajar, Rasio luas lahan yang sesuai dengan jumlah siswa, serta lahan yang sudah sesuai dan telah memenuhi persyatan

Pada kondisi nyata sekolah belum memiliki sarana dan prasarana pembelajaran yang lengkap dan layak karena sekolah belum memliki ruang kelas sesuai standar, laboratorium IPA sesuai standar, ruang perpustakaan sesuai standar, tempat bermain/lapangan sesuai standar, laboratorium komputer, laboratorium bahasa, ruang pimpinan belum standar, tidak memiliki tempat ibadah, jumlah jamban belum standar, ruang tata usaha belum standar, ruang konseling, ruang organinasi kesiswaan, kondisi ruang kelas tidak layak pakai, dan belum menyediakan unit usaha dan bursa kerja. Rekomendasi yang dapat diberikan oleh CKS yaitu mengajukan RKB, melakukan pemeliharaan rutin, mengajukan RKB dan rehab kelas, mengajukan bantuan lab IPA, perlu penambahan lemari untuk kartu pinjama buku dan 10 set meja/kursi untuk membaca di perpustakaan, membangun kemitraan dengan lingkungan untuk kegiatan olahraga, mengajukan bantuan pembangunan laboratorium komputer dan bahasa, perlu melakukan rehab rinngan seperti pengecatan dan perbaikan plafon, memperlebar ruang pimpinan minimal 3m, mengajukan bantuan penamabahan ruangan baru (ruang guru dan pimpinan), perlu menambahakan tempat cucui tangan selimut dan jam dinding di ruang UKS, perlu membuat tempat ibadah sesuai standar, membuat 3 buah jamban siswa sesuai standar, menambahkan jam dinding dan papan stataistik. perlu memperlebar ruang tata usaha yang ideal minimal 16m2, membuat ruang konseling sesuai standar, membuat ruang organinasi kesiswaan sesuai standar dan menyediakan unit kewirausahaan dan bursa kerja.

7)            Standar pengelolaan pendidikan

Hasil kajian majerial pada standar pengelolaan pendidikan, terlihat bahwa sekolah sudah melakukan perencanaan pengelolaan Sekolah sudah mengembangkan rencana kerja sekolah ruang lingkup sesuai ketentuan visi, misi, dan tujuan yang jelas sesuai ketentuan, sekolah sudah melibatkan semua pemangku kepentingan sekolah dalam perencanaan pengelolaan sekolah, program pengelolaan sudah  dilaksanakan sesuai ketentuan, berkepribadian dan bersosialisasi dengan baik, berjiwa kepemimpinan, mengembangkan sekolah dengan baik, mengelola sumber daya dengan baik, berjiwa kewirausahaan, melakukan supervisi dengan baik, namun sekolah belum memiliki sekolah belum mengelola sistem informasi manajemen jadi rekomendasi yang dapat diberikan oleh CKS yaitu, sekolah perlu memiliki sistem informasi manajemen sesuai ketentuan yang berlaku.

8)            Standar pembiayaan

Hasil kajian manajerial pada standar pembiayaan, diketahui bahwa sekolah sudah melakukan pengelolaan dana dengan baik dan beban operasional sekolah sudah sesuai ketentuan karena sekolah sudah memiliki biaya operasional non personil sesuai ketentuan, sekolah sudah mengatur alokasi dana yang berasal dari APBD/APBN, sekolah sudah memiliki laporan pengelolaan dana, sekolah sudah memiliki laporan yang dapat diakses oleh pemangku kepentingan.Sedangkan masalah yang ada yaitu sekolah tidak memberikan layanan subsidi silang,jadi CKS merekomendasikan sekolah seharusnya tidak diperkenankan untuk memungut dana apapun dari siswa.

 

 

 

 

2.             Kajian manajerial di sekolah magang

a.             Persiapan kajian

Kajian manajerial disekolah magang tidak jauh berbeda dengan sekolah magang, sebelum melakukan kajian manajerial 8 Standar Nasional Pendidikan di sekolah magang, calon kepala sekolah terlebih dahulu melakukan  persiapan untuk mendukung kelancaran kegiatan. Adapun persiapan yang dilakukan oleh calon kepala sekolah adalah membuat pedoman wawancara; daftar ceklist pengumpulan bukti; dan angket.

Pedoman wawancara dibuat dengan menganalisis dan memadukan indikator dan sub indikator pada raport mutu, instrumen PMP, dan instrumen akreditasi sekolah tahun 2020. Dengan memadukan ketiga aspek tersebut diperoleh pedoman wawancara yang dapat digunakan untuk pengumpulan data dan mengumpulkan bukti terkait 8 NSP.

Daftar ceklist digunakan untuk memonitoring ketercapaian pengumpulan bukti yang diharapkan, sedangkan angket digunakan untuk memperkuat hasil wawancara yang dilakukan calon kepala sekolah saat mengumpulkan data sekolah terkait 8 NSP.

b.            Pelaksanaan

Kajian manajerial di sekolah magang dilaksanakan pada hari Senin 02 November 2021- selasa, 03 November 2021. Kajian manajerial dilakukan dengan beberapa tahap, dari koordinasi dengan kepala sekolah. Berdasarkan hasil koordinasi dengan kepala sekolah, calon kepala sekolah melakukan wawancara, obeservasi, pembagian angket, dan studi dokumen dengan kepala sekolah, bendahara BOS dan beberapa guru senior.

c.             Hasil

Berdasarkan hasil pengumpulan data dan bukti kegiatan kajian manajerial di sekolah asal, selanjutnya calon kepala sekolah melakukan analisis berdasarkan hasil wawancara, hasil angket, hasil pengamatan, serta hasil studi dokumen. Berikut hasil analisis data pelaksanaan kegiatan kajian manajerial di sekolah asal.

1)            Standar kompetensi lulusan

Berdasarkan hasil kajian manajerial di sekolah asal diketahui bahwa lulusan sudah memiliki perilaku yang mencerminkan sikap beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berkarakter, jujur, peduli, percaya diri, serta sehat jamani dan rohani. Namun yang menjadi tantangan sekolah adalah masih terdapat beberapa siswa belum memiliki perilaku yang mencerminkan sikap disiplin, santun, dan bertanggungjawab. Untuk itu perlu adanya program yang dapat menjawab tantangan tersebut. Diantara program yang calon kepala sekolah rekomendasikan adalah: membuat perangkat pembelajaran yang mendorong siswa untuk berbuat jujur, percaya diri, dan bertanggungjawab; membuat program buku disiplin; serta membuat program literasi sekolah.

2)            Standar isi

Berdasarkan hasil kajian manajerial pada standar isi, diketahui bahwa sekolah sudah mengembangkan kurikulum dengan melibatkan Guru, kepala sekolah, TU, komite, dan dinas pendidikan. Kurikulum yang dikembangkan telah memuat alokasi waktu sesuai struktur kurikulum yang berlaku, mengatur beban belajar siswa, menyelenggarakan muatan lokal, serta kegiatan pengembangan diri.

Sedangkan pada bagian perangkat pembelajaran, semua guru juga sudah membuat perangkat pembelajaran yang memuat karakteristik kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan, serta menyesuaikan dengan kompetensi siswa dan ruang lingkup materi.

3)            Standar proses

Untuk hasil kajian manajerial pada standar proses, diperoleh data bahwa perencanaan proses pembelajaran sudah  mengacu pada silabus, dan mengarah pada kecapaian kompetensi, hanya saja rencana proses pembelajaran belum semuanya mendapat evaluasi dari kepala sekolah dan pengawas.

Sedangkan untuk pelaksanaan pembelajaran sudah dilakukan sesuai ketentuan, hanya saja terdapat beberapa guru yang belum memanfaatkan media pembelajaran yang dapat meningkatkan efesiensi dan efektifitas pembelajaran, serta belum menggunakan sumber belajar yang bervariasi.

Terkait dengan penilaian, sekolah sudah melakukan penilaian otentik, serta memanfaatkan hasil penilaian dengan baik, kepala sekolah juga sudah melakukan pengawasan, evaluasi, dan tindak lanjut hasil pengawasan proses pembelajaran. Terkait tantangan yang ada pada standar proses, calon kepala sekolah merekomendasikan untuk dibuatnya tim supervisi sehingga kegiatan supervisi dapat berjalan sesuai dengan jadwal yang telah dibuat, selain itu perlu dibuat sebuah program yang dapat meningkatkan kompetensi guru dalam memilih dan membuat sumber belajar yang menarik. Sedangkan untuk pemanfaatan media pembelajaran calon kepala sekolah sudah mengadakan workshop peningkatan kompetensi guru dalam membuat media pembelajaran.

4)            Standar penilaian pendidikan

Hasil kajian manajerial pada standar penilaian pendidikan diperoleh hasil bahwa sekolah sudah membuat penilaian dengan menggunakan instrumen penilaian yang mencakup ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan, serta melakukan penilaian sesuai prosedur dan berdasarkan ranah yang dinilai. Sekolah juga melakukan pelaporan hasil penilaian secara periodik, menindaklanjuti hasil penilaian, dan menentukan kelulusan dengan berbagai pertimbangan.

Sedangkan yang manjadi tantangan sekolah adalah terdapat beberapa guru yang belum memiliki teknik penilaian yang lengkap. Dengan demikian calon kepala sekolah merekomendasikan untuk bentuk kelompok belajar guru di sekolah sesuai mapel yang diampu untuk membuat teknik penilaian yang lengkap, dengan dipandu guru-guru yang duah memiliki perangkat penilaian yang lengkap.

5)            Standar pendidik dan tenaga kependidikan

Pada standar pendidik dan kependidikan, sekolah sudah memiliki kepala sekolah, guru, kepala tenaga administrasi, kepala laboratorium, dan kepala pustakawan yang sesuai ketentuan. Hanya saja terdapat beberapa guru, yang belum memiliki sertifikat pendidik, serta kepala tenaga administrasi dan kepala laboratorium belum memiliki sertifikat keahlian.

Berdasarkan tantangan tersebut, calon kepala sekolah merekomendasikan program peningkatan kompetensi guru dalam mempersiapkan diri mengikuti seleksi program sertifikasi yang diadakan oleh pemerintah. Sedangkan untuk kepala tenaga administrasi dan keala laboran perlu ditugaskan untuk mengikuti diklat/ pelatihan peningkatan kompetensi sesuai bidangnya masing-masing.

6)            Standar sarana dan prasarana

Hasil kajian manajerial pada standar sarana dan prasarana, diketahui bahwa sekolah sudah memiliki daya tampung yang memadai, hanya saja sekolah belum sepenuhnya memiliki sarana dan prasarana yang sesuai standar dan layak. Sekolah belum memiliki laboran IPA yang layak, serta belum memiliki ruang laboratorium biologi, fisika, kimia, dan bahasa. Untuk mengatasi tantangan ini, calon kepala sekolah merekomendasikan agar sekolah melakukan kajian terkait urgensi dan manfaat diadakannya ruang laboratorium biologi, fisika, kimia, dan bahasa.

Sedangkan pada sarana dan prasarana penunjang, sekolah belum memiliki ruang organisasi kesiswaan, serta kantin yang layak. Untuk menghadapi tantangan ini, calon kepala sekolah merekomendasikan agar memanfaatkan mushola sebagai tempat kegiatan kesiswaan, dan dilakukan mou kerjasama dengan warga sekitar yang akan berjualan di kantin sekolah, terutama terkait perbaikan kantin sekolah.

7)            Standar pengelolaan pendidikan

Hasil kajian majerial pada standar pengelolaan pendidikan, terlihat bahwa sekolah sudah memiliki RKAS yang dibuat dengan melibatkan pemangku kepentingan sekolah guna mewujudkan visi, misi, dan tujuan pendidikan di sekolah yang dibuat sebelumnya. Sekolah juga telah memiliki pedoman pengelolaan seperti: buku KTSP, kalender pendidikan, Struktur Organisasi, Pembagian Tugas pendidik, Pembagian tugas tenaga kependidikan, tata tertib, dan biaya operasional.

Selain itu sekolah juga telah melaksanakan kegiatan layanan kesiswaan, peningkatan daya guna pendidik dan tenaga kependidikan, melaksanakan kegiatan kemitraan, mengelola sistem informasi mnajemen, serta memiliki kepala sekolah yang berkinerja baik dalam menjalankan tugas kepemimpinan.

8)            Standar pembiayaan

Hasil kajian manajerial pada standar pembiayaan, diketahui bahwa sekolah telah mengatur alokasi dana BOS reguler dalam RKAS, memiliki biaya operasional non personil, memiliki laporan pengelolaan dana dan dapat diakses oleh pemangku kepentingan. Selain itu, sekolah tidak memberikan layanan subsisdi silang karena sekolah tidak melakukan pugutan sedikitpun terhadap siswa.

 

 BACA ARTIKEL SEBELUMNYA LAPORAN DIKLAT CKS BAB I

BACA ARTIKEL SEBELUMNYA BAB II PROFIL SEKOLAH

BACA ARTIKEL SELANJUTNYA BAB IV PENUTUP


 

C.           Pelaksanaan Peningkatan Kompetensi (PK)

Tujuan dilakukannya AKPK bagi calon kepala sekolah adalah untuk mengidentifikasi bagian-bagian kompetensi yang sudah dikuasai oleh calon kepala sekolah yang ditunjukkan melalui pengetahuan dan pengalamannya. Selain itu juga untuk mengidentifikasi bagian-bagian kompetensi yang belum dikuasai oleh calon kepala sekolah dan memerlukan pendalaman pengetahuan dan pengalaman, sehingga akan menjadi bahan pengembangan lebih lanjut dalam diklat calon kepala sekolah.

Hasil Analisis Kebutuhan Pengembangan Keprofesian (AKPK) calon kepala sekolah memperlihatkan hasil sebagai berikut:

 

Tabel 3.11.      Hasil Analisis Kebutuhan Pengembangan Keprofesian (AKPK)

KODE

KOMPETENSI

JUMLAH

1

Kepribadian

75,00

2

Manajerial

66,07

3

Kewirausahaan

60,00

4

Supervisi

50,00

5

Sosial

55,00

 

Berdasarkan hasil Analisis Kebutuhan Pengembangan Keprofesian (AKPK), Calon kepala sekolah memiliki nilai yang paling rendah pada kompetensi supervisi dengan jumlah nilai 50,00

Sebagai tindak lanjut hasil AKPK calon kepala sekolah melakukan kegiatan peningkatan kompetensi dengan mempelajari proses kegiatan supervisi di sekolah magang melalu observasi/pengamatan. Adapun langkah – langkah yang dilakukan calon kepala sekolah dalam melaksanakan kegiatan peningkatan kompetensi tersebut adalah persiapan, pelaksanaan dan hasil refleksi/tindak lanjut.

1.             Persiapan

Sebagai langkah awal kegiatan ini, calon kepala sekolah berkoordinasi dengan Kepala Sekolah Magang dan menyusun panduan wawancara/daftar pertanyaan mengenai supervisi akademik.

2.             Pelaksanaan

Kegiatan PK dilaksanakan pada tanggal 10 November 2021. Calon kepala sekolah melakukan wawancara dengan Kepala Sekolah mengenai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan supervisi (prinsip, prosedur, teknik, pendekatan, dll) dan pempelajari dokumen-dokumen hasil supervisi akademik sebagai bukti pelaksanaan PK pada SDN 18 Tulang Bawang Tengah. Kemudian calon kepala sekolah mengamati kegiatan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah SDN 18 Tulang Bawang Tengah.

3.             Hasil

Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah dan studi dokumentasi calon kepala sekolah dapat diuraikan sebagai berikut:

a)             Kegiatan supervisi yang dilaksanakan kepada guru SDN 18 Tulang Bawang Tengah sebanyak 2 kali dalam satu tahun;

b)             Supervisi dititik beratkan pada proses pembelajaran;

c)             Supervisi akademik dilaksanakan menggunakan dua pendekatan yaitu pendekatan langsung (berhadapan melalui tatap muka di kelas pada waktu observasi kunjungan kelas) dan pendekatan tak langsung dengan menggunakan media komunikasi dan diskusi kasus.;

d)             Teknik yang digunakan dalam Supervisi adalah teknik Individual;

e)             Supervisi akademik rencana pelaksanaannya disesuaikan dan dirancang berdasarkan jadwal pembelajaran tatap muka di kelas;

f)              Menginformasikan pada guru yang akan disupervisi beberapa hari sebelumnya.

Pelaksanaan supervisi akademik di SDN 18 Tulang Bawang Tengah secara umum sudah sangat baik. Kepala sekolah cukup memahami pengertian supervisi akademik, mampu menjalankan tugas dan fungsinya sebagaimana mestinya, baik dilihat dari penerapan pola supervisi, penetapan waktu pelaksanaan supervisi, maupun fokus dari kegiatan supervisi itu sendiri. Pelaksanaan supervisi akademik oleh Kepala sekolah dapat meningkatkan kemampuan guru dalam pengelolaan KBM, dapat mengubah kesadaran guru untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya. Kepala sekolah juga telah mampu melibatkan guru-guru senior sebagai pendamping dalam membantu kegiatan supervisi akademik

Aspek-aspek yang menjadi sasaran supervisi akademik oleh Kepala sekolah di SDN 18 Tulang Bawang Tengah dilaksanakan oleh Kepala Sekolah dari berbagai aspek, yaitu aspek perencanaan pembelajaran meliputi: program tahunan, program semester, silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), kalender pendidikan, jadwal tatap muka, agenda harian, daftar nilai, kriteria ketuntasan minimum (KKM), dan absensi siswa. Aspek pelaksanaan KBM, pengelolaan kelas mulai dari kegiatan membuka, kegiatan inti, dan evaluasi pembelajaran. Sedangkan aspek tindak lanjut kegiatan supervisi diarahkan pada upaya perbaikan mutu hasil pembelajaran. Aspek yang paling dominan disupervisi atau yang menjadi prioritas program supervisi akademik adalah aspek pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.

Teknik yang dikembangkan oleh Kepala dalam melaksanakan supervisi akademik di SDN 18 Tulang Bawang Tengah cukup bervariasi. Teknik-teknik supervisi itu adalah teknik supervisi individual (kunjungan kelas, observasi kelas, dan pertemuan individual), dan teknik supervisi kelompok (pertemuan guru/rapat supervisi, kepanitiaan kepanitiaan atau tim pengembang kurikulum). Dilihat dari pendekatannya, Kepala Sekolah dalam melakukan kegiatan supervisi menerapkan tiga model pendekatan, yakni: menggunakan pendekatan kedinasan, pendekatan sebagai mitra kerja, dan pendekatan cara kekeluargaan.

Kendala Kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik SDN 18 Tulang Bawang Tengah  adalah terbatasnya waktu, hal tersebut disebabkan tugas yang diemban Kepala Sekolah cukup banyak bukan sekedar sebagai supervisor akademik. Jadwal kegiatan supervisi ada kalanya sering terganggu oleh kegiatan atau tugas lain, misalnya seperti rapat – rapat dinas, diklat/workshop, dan kegiatan lainnya baik di tingkat kabupaten maupun di tingkat provinsi. Selanjutnya disebabkan jumlah guru sasaran supervisi yang banyak, kadangkala jadwal kunjungan kelas bentrok dengan kegiatan lain.

Posting Komentar untuk "LAPORAN DIKLAT CKS 2021 BAB III"